#PoetryInTheTimeOfCorona: Hari Kedua Puluh

MANIFESTO VII “PANDEMI” at Galeri Nasional (2020)

A collaborative work by Berto Tukan & Jessica Tanto 

Special thanks to Kanda Pardomuan and Jennifer Severa as quarantine buddies who recorded the video

Artwork Description (Bahasa Indonesia)

#PoetryInTheTimeOfCorona adalah sebuah video-tari-puisi. Kami menyebutnya demikian karena kami sendiri agak kesulitan menempatkannya terutama pada payung yang mana; seni sastra, seni video, atau seni tari. Karya kolaborasi ini adalah sebuah dialog tentang dampak pandemi COVID-19 terhadap pekerja seni antar generasi. Di dalam karya ini, Jessica mencoba meresapi lantas menterjemahkan puisi lisan Berto ke dalam bentuk gerak tubuh. Tentu penterjemahan ini tidak lepas dari pengalaman, pengetahuan, dan hidup Jessica sendiri yang berbeda dengan Berto. Namun di dalam konteks ini, perbedaan tersebut berada di dalam satu payung; pengalaman mengarungi pandemic COVID-19 beserta turunannya. Ada pun Berto sendiri, sejak hari pertama kebijakan pemerintah Indonesia perihal bekerja dari rumah sebagai tanggapan terhadap pandemi COVID-19 mencoba menuangkan pengalamannya ke dalam puisi; satu puisi setiap hari pada masa-masa itu. Tentu saja ia tidak terlalu disiplin. Puisi yang dibacakannya di dalam karya kolaborasi ini adalah puisinya dari hari ke-20 bekerja dari rumah.

Artwork Description (English)

#PoetryInTheTimeOfCorona is a dance-poetry video. We call it that because we ourselves have a bit of trouble placing it especially on which umbrella; literature, video art, or dance. This collaborative work is a dialogue about the impact of the COVID-19 pandemic on intergenerational art workers. In this work, Jessica tries to absorb and then translate Berto's oral poetry into gestures. Of course, this translation cannot be separated from Jessica's own experience, knowledge, and life which is different from Berto's. But in this context, these differences are under one umbrella; experience navigating the COVID-19 pandemic and its derivatives. As for Berto himself, since the first day of the Indonesian government's policy on working from home in response to the COVID-19 pandemic, he has tried to put his experiences into poetry; one poem a day in those days. The poems he reads in this collaborative work are his poems from the 20th day of working from home.

About the Exhibition

MANIFESTO merupakan pameran berkala yang diinisiasi dan digelar oleh Galeri Nasional Indonesia (GNI) setiap dua tahun sekali. Pertama kali diselenggarakan pada 2008 dalam rangka menyambut peringatan 100 tahun Kebangkitan Nasional, tradisinya kemudian berlanjut pada MANIFESTO kedua “Percakapan Masa” (2010), MANIFESTO #3 “ORDE dan KONFLIK” (2012), MANIFESTO No. 4 “Keseharian” (2014), MANIFESTO V “ARUS” (2016), MANIFESTO 6.0 “MULTIPOLAR: Seni Rupa Setelah 20 Tahun Reformasi” (2018), dan kini memasuki gelarannya yang ketujuh bertajuk Pameran Daring MANIFESTO VII “PANDEMI”.

MANIFESTO kali ini mencatat banyak sejarah. Menjadi pameran daring (online) pertama yang digelar oleh Galeri Nasional Indonesia di tengah situasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akibat pandemi Covid-19. Selain itu, jika pada MANIFESTO sebelumnya peserta pameran adalah perupa undangan yang direkomendasikan oleh tim kurator, MANIFESTO VII mengundang publik secara terbuka untuk mengirimkan karya video yang merespons tema “Pandemi”.

Tim kurator yang terdiri atas Rizki A. Zaelani, Citra Smara Dewi, Sudjud Dartanto, Bayu Genia Krishbie, dan Teguh Margono melakukan penyesuaian tema dan konsep yang memungkinkan MANIFESTO tetap relevan memotret perkembangan praktik seni rupa dan keseharian publik yang bersiasat untuk menaklukan berbagai macam keterbatasan di masa pandemi ini. Konsep undangan kuratorial yang terbuka luas kepada publik adalah cara GNI untuk memetakan perkembangan seni rupa di Indonesia, dengan cara menggali respons yang berbeda-beda dari beragam kalangan masyarakat atas perubahan hidup yang mereka alami akibat pandemi Covid-19. Teknologi video kemudian dipilih sebagai medium yang barangkali paling representatif untuk mengekspresikan gagasan, pengalaman, pernyataan, dan harapan peserta pameran.

Hasilnya adalah 218 karya video dari 204 peserta, yang berasal dari sejumlah daerah dan warga negara asing yang berada di Indonesia ketika pandemi berlangsung. Seluruh karya akan dipublikasikan secara bertahap mulai 8 Agustus 2020 di galnasonline.id, yang juga menjadi ‘rumah’ bagi seluruh rangkaian program Pameran Daring MANIFESTO VII “PANDEMI”.

Exhibition description obtained from the exhibition's online catalogue.